“Saya sangat bangga dengan kulat ini, orang barat suka dengan aroma asap dan aroma kayunya. Apalagi ketika dimasak, texture nya seperti daging”
CINTA Bangka, begitulah yang dirasakan Desi, jawara Masterchef Indonesia Season 2. Begitu cintanya dengan Pulau Bangka, sampai ke Jerman pun Desi tetap berusaha memperkenalkan tanah kelahirannya tersebut kepada warga Jerman.
Lewat sajian kuliner, Desi berusaha mengajak warga Jerman mengenal Pulau Bangka. Kebetulan pada 7-25 Agustus 2014 lalu, Desi menjadi salah satu anggota tim dari Indonesia yang diundang untuk menyajikan masakan Indonesia di Hotel Traube Tonbach, salah satu hotel terbaik di Eropa, tepatnya di daerah Braiersbronn Jerman.
Tim Kuliner Indonesia ini dipimpin Chef Degan Septoadji yang juga salah satu juri Masterchef Indonesia. Kesempatan emas tersebut tidak disia-siakan oleh ibu tiga anak ini, untuk memperkenalkan masakan khas Bangka Belitung.
“Memenangkan Masterchef Indonesia season 2 bukanlah tujuan akhir perjalanan kecintaan saya terhadap kuliner. Saya ingin lebih banyak lagi belajar kuliner nasional maupun internasional. Saya juga sangat ingin memperkenalkan seluruh masakan khas Bangka Belitung. Saya berharap melalui kuliner ini nantinya Bangka Belitung lebih banyak dikenal di mancanegara,” ujar Desi, Masterchef Indonesia, yang juga Direktur Novilla Boutique Resort Bangka, melalui release yang dikirimkannya kepada harian ini, Rabu (10/9).
Desi menceritakan setelah melakukan beberapa meeting yang padat di Indonesia, akhirnya Tgl 7- 25 Agustus 2014, Desi dan rombongan berangkat ke Jerman. Mereka diundang untuk menyajikan masakan Indonesia di Hotel Traube Tonbach. Disini Masakan Indonesia disajikan dengan penampilan fine dining, dan juga disandingkan dengan minuman Anggur.
Desi mengaku sangat berbahagiah karena respon masyarakat Jerman sangat luar biasa terhadap sajian kuliner mereka. Pengunjung restoran sangat terkesan dengan kekayaan cita rasa Indonesia.
“Tidak heran akhirnya kami kembali diundang untuk melakukan event yang sama tahun depan,” ungkap Desi.
Selain menyajikan set menu dan buffet, Desi dan tim juga mengadakan Indonesian Cooking Class yang yang diresponi dengan sangat baik para warga Jerman. Pada sesi inilah Desi berkesempatan membawa masakan Bangka yaitu Lempah Udang dan Ikan Asem Pedas di bagian set menu dan buffet. Tak lupa Desi juga membawa contoh Kulat Pelawan kepada para Chef German dan beberapa tamu khusus yang datang. Para tamu mengakui sangat menyukai jamur khas bangka yang harganya bisa mencapai US $ 150/kg, yang menjadikannya jamur termahal di Indonesia saat ini.
“Saya sangat bangga dengan kulat ini, orang barat suka dengan aroma asap dan aroma kayunya. Apalagi ketika dimasak, texture nya seperti daging,” ujar Desi.
Melihat respon warga Jerman terhadap masakan khas Bangka, membuat Desi terobsesi untuk lebih memperkenalkan masakan khas Bangka ke seluruh dunia. Desi berjanji akan memperkenalkan masakan khas Bangka dimanapun ia berada. Lewat kuliner ini, Desi merasa bisa merealisasikan kecintaannya terhadap Bangka dan Indonesia.
“Karena kuliner adalah bahasa yang universal dan mudah diterima oleh banyak orang. Tentunya bukan hanya cita rasa yang enak, tapi juga penampilan yang menarik. Semoga melalui kuliner ini, Indonesia dan Bangka Belitung khususnya akan lebih banyak dikenal masyarakat mancanegara,” harap Desi.
Sumber : Bangka Pos