Tahun lalu 2014, aku ditantang seorang teman untuk ikut Wine and cheese run 5k di kelapa Gading. Karena penasaran dan ingin membuktikan diri, aku berkata ya.. Aku mempersiapkan diri selama 2 minggu spy bisa menyelesaikan targetku lari 5 km tanpa berhenti sama sekali. Tak disangka aku bisa selesaikan kurang dari 37 menit. (Bisa dibaca di my story : RUN FOR YOUR LIFE, di www inspirational-chef.com)

Tahun ini, ketika mereka kembali mengajak untuk ikut serta , aku menolak. Asli deh. tidak berminat sama sekali untuk ikut lagi. Schedule yg padat dan tidak ada persiapan adalah 2 dari seribu alasan untuk tidak ikut. Dan tentunya karena itu aku tidak ikut mendaftar juga. 1 hari sebelum hari H, Temanku dan keluarga menginap di rumahku. Seperti biasa, kami menghabiskan waktu untuk ngobrol2 dan makan makan. Sang istri, Angie bertanya.. “Des… Kamu ikut lari ya nemenin aku”. Aku melongoh.. Hahh??? Ngapain? Mending aku tidur aja.. Toh gak daftar dan ga ada nomor juga. Aku jujur aja lagi capek juga karena kurang tidur beberapa hari ini. “ gak lah, ntar aku nunggu di garis finish aja “, kataku. Malam sebelum pertandingan, mereka mengajak aku untuk nonton konser Tommy Page, yang aku tolak dengan halus. “Bukan type gua tuh Tommy Page, kataku.. kalian aja yang pergi, aku mau istirahat”.

Diluar dugaan, jam 10 malam itu, suamiku ketawa sambil tunjukin wasap kepadaku, katanya “Des, Steven info ada teman dan 2 anaknya batal ikut lari dan nomornya bisa dipake. Kamu disuruh ikut. Gimana? Mereka akan bela belain ambil no-nya dulu di Menteng malam ini .” Katanya lagi. Mendengar itu, I am like….. WHAT??? . Berpikir sebentar ( atau tepatnya ga pake mikir sihh ) .Hm…. Mungkin ga salahnya mencoba lagi. Dan, aku menjawab dengan kencang, “ BERAAAANGKAAT”! , oh.. btw.. berangkat adalah istilah OK yang sering kami pake. Yaaa itu.. BERAAANGKAT. Berbeda dengan 2 anak ku yang seneng banget bisa ikut kids run 1.2k. Aku memilih untuk segera istirahat untuk mengumpulkan kekuatan buat besok LARI. HAizzz…

Alhasil… Jam 5 pagi bangun untuk persiapan lari. No. pelari dan kaos sudah tergeletak di sofa. Di no peserta tercetak nama mrs Styles. Yup that’s my new name. Nervous?… Yeahnnn…not really. Mungkin karena kali ini gak ada target apapun. “Just run for fun”, itu pikirku. Untuk menjaga stamina saat lari nanti, aku minum dulu stingless bee honey (check mr.google for this info). Then off we go! Jam menunjukan jam 5.30 pagi, masih gelap. Tapi suara musik dan mc sudah terdengar jelas memecah keheningan pagi ini. Hari ini memang bukan hari biasa. Hari ini adalah hari aku mencoba kembali kejayaan masa lalu ku, cieeeh…belagu banget sih lu des sambil geleng-geleng kepala.
Pemanasan basa basi dilakukan dan segera sesudah itu aba-aba diberikan 3… 2… 1..pluitpun berbunyi…Aku mulai lari….lari…lari… . Seperti pengalaman sebelumnya, aku meluai mengatur langkah, gak perlu cepat tapi stabil…. teoritis sekali ya?. Huf… huf….huf… 500 m, 1 km pertama, nafas udah ngos ngosan. Menuju km 2, Aku berperang dengan pikiranku yang minta aku berhenti. Pikiranku mulai berbicara “kamu gak kuat, gak usah terusin”. Asli berat bangeett kali ini. Ampun deehh! Dalam hati nyesel juga maksain ikut lari… Tapi apa boleh buat? Tahi kambing bulat bulat…. Artinya. Keputusan udah dibuat…. Ya.. Jalanin aja… untuk start , masak mau balik lagi?
Terus berlari, aku bertemu seorang teman yang lain. Setengah berteriak ia bertanya “des, Katanya ga ikut?” “mendadak. nih ” jawabku sambil ngos ngosan. Terlihat beberapa pelari yg senyum mendengar jawabanku. Mungkin dipikiran mereka berkata, ini orang ga jelas, hahaha

Aku mencoba mengingat strategi strategi yang ku PAKAI TAHUN LALU, mengingat juga kata-kata yang memotivasiku untuk maju terus. Musibah terjadi, di Km2, perut sebelah kanan mendadak sakit. Asli.. kali ini sakit banget. Saya mengatur nafas, sementara terus berlari hingga akhirnya aku memutuskan untuk memperlambat langkah (baca:berjalan) tanpa sanggup lari lagi. Kembali pikiranku berbicara seolah olah perduli, “udah des, stop aja!.. Toh gak sengaja ikut ini. Kalau gak selesai juga, Nothing too loose.!” Oh.. Maan…. This is hard! Bergumul keras dengan pikiranku, aku memutuskan untuk tetap berjalan cepat, menunggu sakit diperut meredah untuk melanjutkan lari. Sejujurnya kemungkinan untuk menyerah SANGAT BESAR. Sepintas aku mengobservasi jalan-jalan yang bisa ku potong, yang bisa membawaku kembali lebih cepat ke garis finish. Toh… gak sengaja ikut. Toh .. mendadak ini.. NOTHING TOO LOOSE! But… REALLY??

Bersyukur, di saat galau ini, Hatiku mulai berbicara jelas dan tegas “ Apakah kamu mau diingat sebagai orang yang memotong jalan?” Orang mungkin gak kenal kamu pribadi, tapi orang akan mengingat bahwa ada satu orang yang memotong jalan. Ada kemungkinan juga orang lain akan ikut menyerah karena melihat kamu menyerah dengan cara memotong jalan”. Ohhhh No. aku tidak mau diingat demikian, aku juga ga mau ninggalin nilai nilai untuk menyerah, sekalipun aku sangat ingin menyerah. Lha… piyeeee toohhh??
Lalu hatiku mulai menganalisa untuk mendapat solusinya terbaik. Aku mulai perhatikan dan menemukannya jawaban dari tantangan mendadak kali ini. Menghadapi situasi baru, aku harus pakai strategi baru, dan harus punya target baru,! Kalau dulu strateginya keep running, kali starteginya keep moving. Kalau dulu kecepatan saya tetap stabil lari sekalipun sudah melihat garis finish. Kali ini saya akan lari sekencang-kencangnya ketika garis finish sudah terlihat. Saya harus menyelesaikan hingga garis finish apapun resikonya. No turning back.

Apa yang saya pelajari kali ini?
• Hidup memang melelahkan. Dengan memiliki tujuan dalam hidup, akan membuat kita bukan hanya mampu bertahan, tapi juga mampu untuk menang atas tantangan.
• Kita tidak bisa bersandar kepada keberhasilan masa lalu. Setiap saat adalah berbeda. Kita perlu perubahan dalam stategi untuk mencapai target yang berbeda pula.
• Pikiran kita seringkali menipu kita, seolah oleh perduli dengan kesulitan kita, seolah olah mengerti mengerti apa yang kita rasakan. Tapi HATI adalah sumber kekuatan kita, yang juga mengerti bahwa kita sanggup menghadapi tantangan dihadapan kita sekalipun sepertinya mustahil.
Selain ini apa lagi yang aku dapatkan sesudah menyelesaikan lari kali ini? Medali 5 k finisher for sure. Yang pasti yang aku dapatkan adalah sakit dari pangkal paha sampai tumit sakittt…. Haizzz. Do I regret it? NOT AT ALL!

Salam
Desi Trisnawati
Seasonal runner also by Grace of God